Purwakarta, Jawa Barat — Dalam lanskap pembangunan nasional yang penuh tantangan, satu nama mencuri perhatian karena keberhasilannya menyulap wilayah menjadi kawasan yang ramah investasi: Dedi Mulyadi.
Tokoh Sunda yang dikenal dengan pendekatan budaya dan keberpihakannya pada rakyat kecil ini, berhasil membuktikan bahwa pembangunan tak harus menanggalkan akar tradisi. Di masa kepemimpinannya, khususnya saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta dan anggota DPR RI, Dedi Mulyadi menanamkan fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi berbasis nilai lokal dan keterbukaan investasi.
Membangun Iklim Investasi Lewat Budaya
Alih-alih mendatangkan investor dengan janji kosong atau sekadar insentif fiskal, Dedi memilih jalan unik: menata manusia dan lingkungan dulu, baru industri menyusul. Ia membenahi infrastruktur dasar, merapikan tata ruang, dan menciptakan atmosfer sosial yang tertib namun inklusif.
“Kalau tempatnya bersih, warganya ramah, dan birokrasi kita melayani, siapa yang nggak mau investasi?” ujarnya dalam satu wawancara.
Purwakarta Sebagai Model
Selama dua periode memimpin Purwakarta, Dedi menjadikan kota kecil ini sebagai laboratorium kebijakan. Ia menata ruang publik dengan sentuhan budaya Sunda, membangun jalur logistik yang efisien, dan menyederhanakan prosedur perizinan. Hasilnya? Investor berdatangan—dari sektor manufaktur, pariwisata, hingga agribisnis.
Tak hanya itu, ia juga memastikan investasi yang masuk tidak menjajah tanah rakyat. Ada kemitraan antara investor dan petani, antara pengusaha dan komunitas lokal.
Bukan Sekadar Infrastruktur, Tapi Rasa Aman
Keberhasilan Dedi tak hanya soal pembangunan fisik, tapi juga suasana. Di bawah pengaruh kebijakan sosialnya, warga merasa lebih aman, lebih teratur, dan lebih percaya diri menyambut perubahan. Hal ini menciptakan rasa nyaman yang menjadi magnet bagi modal masuk.
“Kita ini kadang lupa, yang dibeli investor bukan cuma tanah atau bangunan, tapi rasa percaya terhadap masa depan daerah itu,” kata Dedi.
Menuju Jawa Barat Emas
Kini, gagasan-gagasannya banyak dijadikan rujukan oleh kepala daerah lain. Dengan pendekatan yang humanis dan berakar pada kebudayaan, Dedi Mulyadi meletakkan fondasi penting bagi Jawa Barat sebagai wilayah investasi yang bukan hanya menjanjikan, tapi juga beradab.