MEDAN – Provinsi Sumatera Utara (Sumut) berhasil rampungkan pembentukan 6.110 Koperasi Merah Putih di seluruh desa dan kelurahan. Langkah ini memenuhi target 100% sesuai Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang percepatan pembentukan koperasi di tingkat desa dan kelurahan.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumut, Naslindo Sirait, menjelaskan bahwa proses pembentukan koperasi ini melibatkan musyawarah desa dan kelurahan yang dilaksanakan serentak di 33 kabupaten/kota. “Semua desa dan kelurahan telah memiliki Koperasi Merah Putih,” katanya. Naslindo juga memastikan koperasi-koperasi ini sudah memiliki struktur kepengurusan yang jelas.
Keberhasilan pembentukan ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat desa. “Kolaborasi ini sangat penting agar koperasi mampu menjadi penggerak ekonomi lokal,” tambah Naslindo. (Baca lebih lengkap di Antara News).
Harapan Gubernur dan Langkah Berikutnya
Gubernur Sumut, Bobby Nasution, memimpin langsung Satuan Tugas (Satgas) percepatan pembentukan koperasi ini. Bobby menekankan bahwa koperasi adalah alat penting untuk memperkuat ekonomi rakyat di tingkat desa. “Instruksi Presiden Prabowo harus dijalankan dengan baik. Koperasi ini menjadi jantung ekonomi desa,” ujar Bobby.
Selanjutnya, Pemprov Sumut akan mendorong koperasi-koperasi ini untuk mengajukan pengesahan badan hukum ke Kementerian Hukum dan HAM RI. Beberapa koperasi yang telah aktif direncanakan menjadi percontohan bagi daerah lainnya. “Harapannya, koperasi ini benar-benar dikelola secara profesional dan melibatkan masyarakat aktif sebagai anggota,” jelas Naslindo.
Dalam konteks nasional, Menteri Koperasi dan UKM RI, Budi Arie Setiadi, menargetkan 80 ribu Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia. Sumut memberikan kontribusi besar dengan capaian 6.110 koperasi. “Secara kelembagaan, target 80 ribu unit di Indonesia ini penting agar ekonomi gotong royong semakin kuat,” katanya.
Tantangan, Evaluasi, dan Harapan
Sebelum target ini tercapai, Deputi Bidang Pengembangan Usaha Kementerian Koperasi, Panel Barus, sempat menyatakan bahwa hingga akhir Mei 2025, pembentukan koperasi di Sumut belum mencapai 50% dari target. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara dengan Detik Sumut, memicu keprihatinan berbagai pihak.
Namun, berkat kerja keras pemerintah daerah dan antusiasme masyarakat, target akhirnya tercapai. Forum Alumni Badan Eksekutif Mahasiswa (FABEM) Sumut menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan untuk memastikan koperasi benar-benar berjalan. “Pembentukan koperasi harus melibatkan seluruh potensi desa. Jangan hanya formalitas,” ujar Ketua FABEM Sumut, Rinno Hadinata.
Menurut data yang diperoleh dari Bernas Sumut, beberapa desa dan kelurahan mulai mengadakan pelatihan untuk para pengurus koperasi. Langkah ini diharapkan memperkuat kapasitas manajemen dan transparansi pengelolaan.
Menjadi Teladan Nasional
Pencapaian Sumut ini menjadi inspirasi bagi provinsi lain yang masih berjuang mencapai target pembentukan koperasi. Pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen mendukung dengan program pendampingan dan penyuluhan.
Masyarakat Sumut kini diharapkan memanfaatkan koperasi ini untuk mendukung produktivitas ekonomi lokal. “Koperasi harus menjadi alat gotong royong, bukan hanya formalitas,” tegas Naslindo.
Dalam jangka panjang, koperasi Merah Putih di Sumut diharapkan menjadi motor utama dalam memperkuat ekonomi desa berbasis kebersamaan. Kesuksesan ini sekaligus menjadi bukti bahwa kolaborasi pemerintah dan rakyat mampu menciptakan ekosistem ekonomi yang adil dan berkelanjutan.
