MEDAN – 9 Juni 2025 | Menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sumatera Utara, sejumlah kader menekankan pentingnya menjaga kekompakan, loyalitas, serta kedewasaan politik di tubuh partai.
Salah satunya datang dari Ketua DPC MKGR Deli Serdang, Gandhy Panigoro, yang mengingatkan seluruh kader agar menahan diri dari manuver yang bisa memecah belah soliditas internal menjelang pergantian kepemimpinan DPD Golkar Sumut.
“Musda bukan ajang saling menjatuhkan, tapi ruang untuk memperkuat kesolidan partai. Kita harus lebih bijak dan berpikir strategis,” ujar Gandhy dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (9/6).
Loyalitas dan Keseimbangan Jadi Kunci
Menurut Gandhy, loyalitas kepada partai harus dijadikan fondasi dalam memilih nahkoda baru. Siapapun yang terpilih nantinya diharapkan mampu meneruskan konsolidasi organisasi yang telah dirintis oleh kepemimpinan sebelumnya, sekaligus menyesuaikan arah kebijakan strategis sesuai semangat zaman.
“Golkar Sumut harus tetap jadi rumah besar bagi kader muda, perempuan, dan pemikir strategis. Kita butuh pemimpin yang mampu merangkul bukan membelah,” tegasnya.
Gandhy juga mendorong agar Golkar menjadi mitra aktif dalam mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara di bawah kepemimpinan Gubernur Bobby Nasution, khususnya dalam bidang pembangunan daerah, pemberdayaan pemuda, dan konsolidasi ekonomi rakyat.
Suasana Politik Menjelang Musda
Meski belum diumumkan secara resmi siapa saja kandidat yang akan maju dalam Musda, sejumlah nama mulai disebut-sebut di internal Golkar Sumut. Namun, Gandhy menegaskan bahwa siapa pun yang maju harus didorong atas dasar semangat persatuan, bukan kompetisi yang destruktif.
Musda DPD Golkar Sumut dijadwalkan digelar pada kuartal ketiga 2025, dan menjadi salah satu momentum politik penting menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di akhir tahun. Dengan semangat kebersamaan dan loyalitas kader, Partai Golkar Sumatera Utara diharapkan mampu menjaga stabilitas internalnya. Musda bukan hanya soal pergantian pengurus, tetapi menjadi titik tolak mengkonsolidasikan kekuatan politik menghadapi agenda nasional dan lokal.