Badan Pangan Nasional menegaskan pentingnya strategi seimbang antara impor dan peningkatan produksi susu dalam negeri untuk menjamin ketersediaan gizi masyarakat.
JAKARTA – Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan susu nasional harus dilakukan dengan pendekatan berimbang. Strategi ini mengombinasikan peningkatan produksi lokal dengan impor selektif agar stabilitas gizi masyarakat tetap terjaga.
Menurut Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, konsumsi susu nasional terus meningkat seiring kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi. Namun produksi domestik belum mencukupi, sehingga impor tetap menjadi solusi jangka pendek sambil mendorong pengembangan peternakan sapi perah lokal.
“Kita tidak bisa bergantung sepenuhnya pada impor. Peternak lokal harus diberi insentif dan teknologi untuk meningkatkan kapasitas,” ujarnya dalam forum Ketahanan Pangan, Sabtu (15/6/2025).
Data Kementerian Pertanian menunjukkan produksi susu dalam negeri baru memenuhi 20–25% dari kebutuhan nasional. Sisanya masih dipenuhi dari negara seperti Australia dan Selandia Baru.
Upaya pemerintah mencakup insentif pembiakan sapi perah, akses pakan berkualitas, serta kemitraan antara koperasi peternak dan industri pengolahan susu.
Bapanas juga menyebutkan pentingnya edukasi gizi bagi masyarakat agar konsumsi susu berkualitas meningkat tanpa membebani anggaran keluarga.