Jakarta, 17 Juni 2025 — Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate) di level 5,50% dalam rapat dewan gubernur tanggal 18 Juni. Keputusan ini diambil di tengah tekanan geopolitik global dan nilai tukar rupiah yang masih rentan.
Prediksi Konsensus: Tidak Ada Perubahan
Dalam survei yang dilakukan oleh Reuters terhadap 33 ekonom, semuanya memproyeksikan BI akan menahan suku bunga acuan tetap di 5,50%. Hal ini menunjukkan konsensus yang kuat bahwa BI masih berada dalam mode wait and see, menunggu stabilisasi lebih lanjut pada sektor eksternal.
“Tingkat bunga akan tetap. Fokus utama BI saat ini adalah stabilisasi nilai tukar dan menjaga daya beli domestik,” ujar Krystal Tan, ekonom senior Asia untuk ANZ.
Faktor Penentu: Rupiah, Inflasi, dan Konflik Global
-
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah melemah lebih dari 3% dalam dua bulan terakhir, terutama dipicu oleh ekskalasi konflik Iran–Israel serta penurunan permintaan ekspor.
-
Inflasi Indonesia per Mei 2025 tercatat di 2,84%, masih dalam target BI di kisaran 2%–4%.
-
Kondisi The Fed (AS) yang belum memberikan sinyal pemangkasan suku bunga juga menjadi pertimbangan BI untuk tetap bersikap hati-hati.
Langkah Berikutnya: Pertimbangan Pemangkasan di Kuartal IV
Sebagian analis memproyeksikan ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter bisa terbuka pada kuartal IV tahun ini, dengan catatan:
-
Ketegangan global mereda,
-
Dolar AS melemah,
-
Dan tekanan inflasi tetap rendah.
“Jika rupiah menguat stabil dan inflasi terjaga, kami melihat peluang BI memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada akhir tahun,” ujar Brian Tan, ekonom Barclays untuk Asia Tenggara.
Dengan mempertahankan suku bunga tetap di level tinggi, Bank Indonesia menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas makroekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. Pelaku pasar dan sektor perbankan pun masih akan bersikap konservatif sampai ada sinyal yang lebih kuat dari BI.
📌 Sumber: