Studi The Guardian Ungkap Bahwa Otomatisasi Belum Mampu Ciptakan Kehidupan yang Lebih Santai
London, BI News — Meski perkembangan kecerdasan buatan (AI) telah melesat dalam dekade terakhir, sebuah laporan investigatif The Guardian menyimpulkan bahwa produktivitas manusia tidak serta-merta sebanding dengan meningkatnya kualitas hidup. Data terbaru menunjukkan bahwa masyarakat Inggris hanya memiliki sekitar 23 jam waktu luang per minggu, lebih sedikit dibandingkan era sebelum otomatisasi meluas.
Teknologi, yang semestinya menciptakan efisiensi kerja, ternyata belum mengubah beban hidup masyarakat kelas pekerja secara signifikan. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah AI benar-benar mempermudah hidup manusia, atau justru menciptakan tekanan kerja baru yang lebih terselubung?
📉 Teknologi Tinggi, Waktu Luang Rendah
Profesor ekonomi dari London School of Economics menyebutkan bahwa banyak inovasi AI justru diarahkan untuk meningkatkan output perusahaan, bukan mengurangi waktu kerja karyawan. Algoritma penjadwalan, pemantauan performa karyawan berbasis AI, hingga otomatisasi laporan keuangan dinilai mempercepat pekerjaan, tapi tidak menurunkan jumlah jam kerja.
“Manusia hari ini dikendalikan oleh sistem digital yang justru membuat pekerjaan semakin menuntut,” tulis jurnalis teknologi The Guardian.
🎧 Musik AI & Krisis Orisinalitas
Di ranah industri kreatif, khususnya musik, terjadi krisis keaslian. Laporan menyebutkan bahwa hingga 70% aliran musik di platform Deezer berpotensi berasal dari konten buatan AI yang tidak bisa diverifikasi sebagai karya manusia. Ini membuka diskusi etis tentang hak cipta, royalti, dan nilai seni di era algoritma.
CEO Deezer bahkan menyatakan kekhawatirannya tentang membanjirnya “musik spam” dari generator AI yang dapat merusak ekosistem audio digital.
👩💻 Pengawasan Kerja & AI Produktivitas
Banyak perusahaan di Inggris dan Eropa kini menggunakan perangkat lunak berbasis AI untuk memantau perilaku kerja pegawai secara real-time, termasuk keystroke tracker, analisa wajah lewat webcam, dan laporan performa berbasis machine learning. Alih-alih menciptakan kebebasan kerja, ini justru memunculkan istilah baru: “Digital Sweatshop”—tempat kerja berbasis tekanan metrik AI.
📊 Statistik Kunci:
-
Waktu luang rata-rata masyarakat Inggris: 23 jam/minggu
-
Persentase musik AI di Deezer (indikatif): >70%
-
Jumlah perusahaan yang menggunakan AI untuk HR & manajemen: meningkat 300% sejak 2022
-
Jumlah pekerja yang merasa “diawasi secara digital”: 72% menurut survei 2024
Refleksi Global: AI Harus Etis dan Pro-Kemanusiaan
Meski AI memiliki potensi luar biasa untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, para pakar menyatakan pentingnya etika digital dan keseimbangan antara efisiensi dan kesejahteraan. Tanpa regulasi dan visi sosial, AI berisiko menjadikan masyarakat semakin sibuk tanpa benar-benar hidup. The Guardian menyerukan agar kebijakan pengembangan AI ke depan lebih terarah pada peningkatan kualitas hidup manusia, bukan sekadar efisiensi pasar. Bila tidak, maka revolusi teknologi hanya akan mengulang ironi lama: teknologi maju, manusia tetap lelah.
Editor: BI News Desk
Sumber: The Guardian, LSE, Deezer, Statista