Pan Gongsheng Berupaya Menjaga Stabilitas Ekonomi di Tengah Global dan Ketegangan Geopolitik
Beijing, BI News – Gubernur People’s Bank of China (PBOC), Pan Gongsheng, saat ini berada di garis depan krisis ekonomi yang semakin kompleks. Menghadapi peningkatan tarif dagang dari Amerika Serikat, risiko perlambatan ekonomi global, dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, Pan tengah menjalankan kebijakan moneter dengan tingkat kewaspadaan tinggi.
Dalam laporan eksklusif yang dikutip dari Asia Times, Pan disebut-sebut sebagai figur utama dalam upaya menjaga stabilitas Yuan dan mendorong pertumbuhan kredit domestik, meskipun ada tekanan eksternal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tarif Dagang Trump Kedua Menghantam Ekspor China
Setelah terpilih kembali, Presiden AS Donald Trump memberlakukan gelombang tarif baru terhadap barang-barang ekspor dari China. Langkah ini, yang disebut “Trump Tariff 2.0”, dikenakan pada lebih dari US$300 miliar produk China, termasuk sektor teknologi, logistik, dan bahan baku.
Tarif ini menyebabkan ketegangan mata uang, dengan Yuan mengalami pelemahan tajam dalam waktu dua minggu terakhir. Pan Gongsheng merespons dengan intervensi pasar dan peningkatan cadangan devisa untuk menstabilkan volatilitas.
Risiko Resesi Global: China Tidak Imun
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dan Bank Dunia mengeluarkan proyeksi negatif tentang pertumbuhan global 2025. China, meskipun tetap kuat sebagai mesin ekspor dunia, tidak luput dari potensi perlambatan. PBOC mencatat penurunan aktivitas manufaktur dan ekspor pada kuartal pertama tahun ini.
Pan berupaya menstimulasi permintaan domestik dengan memangkas suku bunga pinjaman jangka menengah dan memberikan insentif likuiditas kepada sektor perbankan lokal. Namun, para analis menilai langkah ini mungkin tidak cukup jika ketegangan geopolitik terus meningkat.
Gejolak Timur Tengah dan Ancaman Energi
Situasi di Timur Tengah, khususnya konflik Iran-Israel, ikut menekan posisi ekonomi China sebagai importir energi utama dunia. Harga minyak mentah melonjak hingga 11% hanya dalam waktu satu minggu. China, yang bergantung pada stabilitas pasokan dari kawasan tersebut, menghadapi risiko kenaikan biaya produksi dan inflasi energi.
PBOC disebut mulai meninjau ulang strategi cadangan minyak dan mempercepat transisi energi sebagai respons terhadap volatilitas pasar global.
Kebijakan Berani di Tengah Krisis
Pan Gongsheng dikenal sebagai teknokrat dengan pendekatan pragmatis. Ia mempertahankan Yuan dalam kerangka stabil tapi fleksibel, dan mendukung digitalisasi sistem keuangan lewat penguatan Yuan digital (e-CNY). Hal ini dilakukan sebagai upaya menjauh dari dominasi dolar AS dan memperkuat sistem moneter multipolar.
Dalam pidato terbarunya, Pan menyatakan bahwa “China tidak boleh reaktif, tetapi harus proaktif dalam membangun sistem moneter yang adil, stabil, dan inklusif di tengah tekanan global.”
Tantangan Politik & Dukungan Internal
Meskipun memiliki legitimasi kuat dari Partai Komunis China, Pan tetap harus menjaga keseimbangan antara menjaga pertumbuhan dan mencegah krisis keuangan domestik. Masalah utang lokal pemerintah daerah, sektor properti yang masih rapuh, dan potensi pengangguran tetap menjadi tantangan internal yang tak kalah penting.
Namun hingga kini, Pan mendapat dukungan penuh dari Perdana Menteri Li Qiang dan Presiden Xi Jinping dalam melanjutkan pendekatan kebijakan fiskal yang “terukur namun progresif”.
Semua Mata Tertuju pada Beijing
Dalam kondisi global yang serba tidak pasti, peran Pan Gongsheng menjadi salah satu kunci dalam menjaga kestabilan ekonomi Asia dan dunia. Di bawah sorotan dunia, kebijakan PBOC akan menentukan bukan hanya nasib ekonomi China, tetapi juga arah stabilitas keuangan global dalam menghadapi era geopolitik baru.
Editor: BI News Desk
Sumber: Asia Times, Reuters, IMF, OECD