Become a member

Get the best offers and updates relating to Liberty Case News.

― Advertisement ―

spot_img

Mahasiswa ITS Terjun ke Daerah Transmigrasi Lewat Ekspedisi Patriot 2025

Surabaya, 25 Agustus 2025 – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melepas 228 mahasiswa untuk mengikuti Ekspedisi Patriot 2025, sebuah program pengabdian masyarakat yang berfokus...
HomeEconomyEkonomiTimothy Ronald: “Kita Bukan Ditakdirkan Miskin, Kita Hidup dalam Sistem yang Memiskinkan”

Timothy Ronald: “Kita Bukan Ditakdirkan Miskin, Kita Hidup dalam Sistem yang Memiskinkan”

Jakarta, 2025 – Nama Timotius Ronald makin dikenal di kalangan anak muda Indonesia, terutama mereka yang tertarik dengan dunia keuangan, investasi, dan kripto. Dalam video berdurasi lebih dari 20 menit yang viral di berbagai platform media sosial, Timotius menyampaikan kritik tajam terhadap sistem keuangan global yang menurutnya “dirancang untuk memiskinkan mayoritas orang.”

Lahir Miskin Bukan Kutukan

Timotius menegaskan bahwa tidak ada manusia yang ditakdirkan untuk miskin. Menurutnya, keyakinan bahwa hanya orang dari keluarga kaya yang bisa sukses adalah bentuk kebohongan sosial yang terus direproduksi. Ia menyebut banyak anak orang kaya justru gagal dalam hidup karena kurang semangat juang.

“Yang saya paling syukuri dari hidup saya adalah saya mulai semuanya dari nol, bahkan dari kekurangan,” katanya.

Sistem yang Dirancang Membuat Orang Tetap Miskin

Timotius mengkritik sistem moneter saat ini, di mana uang diciptakan secara digital oleh pihak tertentu dan tidak lagi memiliki dukungan emas seperti di masa lalu. Sejak Amerika Serikat meninggalkan standar emas pada 1971, uang kertas menjadi hanya “janji” tanpa nilai riil.

“Uang yang kamu simpan sekarang bukan emas, bahkan bukan kertas lagi, tapi cuma angka digital yang bisa diketik seenaknya oleh sistem,” jelasnya.

Menurutnya, inilah akar dari ketimpangan ekonomi yang makin lebar. Orang miskin bekerja keras untuk uang, sementara orang kaya membeli aset yang nilainya terus naik.

Orang Kaya Main Game yang Berbeda

Timotius menjelaskan bahwa orang-orang kaya tidak menyimpan uang mereka dalam bentuk tabungan. Mereka mengonversi pendapatan menjadi aset seperti properti, emas, karya seni, dan bahkan jam tangan mewah.

“Jam tangan miliaran bukan untuk pamer, tapi sebagai penyimpan nilai kekayaan. Karena uang kertas makin lama nilainya makin turun.”

Sebaliknya, masyarakat umum diajarkan untuk menabung dan hidup hemat, padahal uang yang disimpan nilainya terus terkikis oleh inflasi.

Bitcoin: Jalan Keluar dari Sistem Rusak

Di akhir video, Timotius menawarkan Bitcoin sebagai solusi untuk menciptakan sistem keuangan baru yang lebih adil dan transparan. Menurutnya, Bitcoin adalah bentuk “emas digital” dengan jumlah terbatas yang tidak bisa dicetak seenaknya.

“Saya ingin suatu saat, sistem moneter dunia kembali adil seperti zaman dulu. Uang tidak bisa dicetak semaunya. Dan saya percaya Bitcoin adalah kuncinya.”

Ia mengajak generasi muda untuk membuka mata terhadap kenyataan sistem saat ini, berhenti mengejar mimpi kecil, dan mulai berpikir kritis.

Bukan Sekadar Motivator

Timotius menegaskan bahwa dirinya bukan sekadar motivator. Ia menyebut misinya adalah untuk membongkar rantai sistem yang menjerat banyak orang tanpa mereka sadari.

“Saya tidak di sini untuk kasih motivasi, tapi untuk nyalain api yang sudah lama padam di hati kalian. Ingat mimpi kalian waktu kecil. Itu masih mungkin.”

Melalui gaya bicara yang berapi-api dan penuh emosi, Timotius Ronald ingin menyampaikan satu pesan besar: “Bukan kamu yang gagal, tapi sistem yang menjebak kamu untuk gagal.”

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, pesan Timotius menjadi bahan refleksi yang kuat bagi generasi muda Indonesia untuk menantang cara berpikir lama tentang uang, pekerjaan, dan masa depan.