Become a member

Get the best offers and updates relating to Liberty Case News.

― Advertisement ―

spot_img

Mahasiswa ITS Terjun ke Daerah Transmigrasi Lewat Ekspedisi Patriot 2025

Surabaya, 25 Agustus 2025 – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melepas 228 mahasiswa untuk mengikuti Ekspedisi Patriot 2025, sebuah program pengabdian masyarakat yang berfokus...
HomePolitikUang Digital Pemerintah Penanda Krisis Inflasi dan Ancaman Kendali Ekonomi

Uang Digital Pemerintah Penanda Krisis Inflasi dan Ancaman Kendali Ekonomi

Jakarta,- Dunia saat ini berada dalam pusaran krisis ekonomi yang dipicu oleh utang global yang menumpuk. Negara-negara dengan beban utang besar terpaksa mencetak uang dan memperluas likuiditas, yang pada akhirnya melahirkan inflasi tinggi.

Krisis energi, gangguan rantai pasok, hingga melemahnya daya beli masyarakat memperburuk keadaan. Aset-aset produktif justru berpindah ke tangan segelintir elit, sementara mayoritas masyarakat semakin terhimpit.

Di titik inilah, pemerintah memperkenalkan Central Bank Digital Currency (CBDC), yaitu uang digital resmi yang dikeluarkan bank sentral. CBDC dipromosikan sebagai solusi modern untuk efisiensi transaksi dan stabilitas moneter. Namun, kemunculannya sesungguhnya adalah tanda bahwa sistem keuangan lama sudah rapuh dan inflasi tak lagi bisa dikendalikan dengan cara konvensional.

Apa Itu CBDC?

CBDC adalah versi digital dari mata uang nasional yang dikeluarkan langsung oleh bank sentral. Berbeda dengan uang kertas atau koin, CBDC sepenuhnya berbentuk data digital yang tersimpan dalam sistem resmi pemerintah.

Dengan CBDC, setiap transaksi berlangsung secara online dan tercatat otomatis di server pusat. Tidak ada lagi uang tunai yang beredar bebas di masyarakat.

Alasan Pemerintah Menghadirkan CBDC

  1. Mengendalikan Inflasi – dengan mengawasi dan mengatur peredaran uang secara langsung.

  2. Mengurangi Biaya Sistem Pembayaran – tidak ada lagi kebutuhan mencetak, menyimpan, atau mendistribusikan uang fisik.

  3. Menghadapi Kompetisi Kripto & Fintech – agar pemerintah tetap punya kontrol di tengah munculnya mata uang digital swasta.

  4. Memperluas Basis Pajak – karena semua transaksi tercatat, pemerintah lebih mudah menarik pajak.

Risiko CBDC bagi Masyarakat

Meski terlihat modern, CBDC membawa risiko besar:

  • Hilangnya Privasi Finansial
    Tidak ada lagi transaksi anonim. Semua aktivitas keuangan terekam dan bisa diawasi setiap saat.

  • Pengendalian Perilaku Ekonomi
    Pemerintah berpotensi menentukan bagaimana uang boleh dipakai, bahkan memberi batasan waktu pemakaian (“uang kadaluarsa”).

  • Pemajakan Otomatis
    Pajak atau biaya bisa langsung dipotong tanpa persetujuan pemilik uang.

  • Potensi Pembekuan Aset
    Rekening digital dapat diblokir jika dianggap melanggar aturan, sehingga akses keuangan masyarakat sangat bergantung pada keputusan otoritas.

  • Konsentrasi Kekuasaan Ekonomi
    Elit ekonomi tetap menguasai aset riil, sementara masyarakat luas hanya memiliki angka digital yang sepenuhnya bisa dikendalikan.

Dampak Sosial-Ekonomi

CBDC berpotensi mengubah cara masyarakat bertransaksi secara mendasar.

  • Tidak ada lagi uang tunai, yang berarti hilangnya ruang transaksi bebas tanpa jejak.

  • Ketergantungan penuh pada pemerintah, karena seluruh akses keuangan ada di bawah kontrol pusat.

  • Risiko penggunaan politik, di mana uang digital bisa dipakai sebagai alat untuk menekan lawan atau mengatur perilaku publik.

Dengan kata lain, CBDC bukan hanya alat pembayaran, melainkan juga instrumen kekuasaan.

Kemunculan CBDC merupakan sinyal kuat bahwa inflasi sudah tak terbendung dan sistem moneter lama tidak mampu lagi menahan guncangan global. Alih-alih menjadi solusi, uang digital pemerintah justru berpotensi membuka era baru kontrol finansial total.

CBDC memang bisa meningkatkan efisiensi transaksi, tetapi harga yang harus dibayar masyarakat adalah hilangnya privasi, kebebasan finansial, dan potensi pengendalian ekonomi oleh segelintir pihak berkuasa.